AM Hendropriyono Bintang Baru PKPI

Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)  yang selama ini redup, wujuduhu kaadamih (adanya seperti tiada), tiba-tiba menjadi perbincangan hangat publik seiring dengan terpilihnya AM Hendropriyono sebagai Ketua Umum dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Jakarta, akhir pekan lalu. Para pengamat dan kalangan politisi memprediksi partai yang tidak lolos parliamentary treshold pada Pemilu 2014 ini akan menjadi besar di tangan pakar intelijen terkemuka.

Julukan PKPI sebagai partai gurem selama ini terasa  menyakitkan. Tetapi bisa dimaklumi, karena memang sejak kelahirannya dalam setiap pemilihan umum partai ini selalu berada di urutan bawah.  PKPI memiliki sejarah panjang. Pada masa transisi reformasi, partai ini diawali dengan terbentuknya Gerakan Keadilan dan Persatuan Bangsa (GKPB) yang digagas oleh beberapa tokoh seperti mantan Wakil Presiden Jendral TNI (Purn) Try Sutrisno, mantan Panglima ABRI/Menhankam Jendral TNI (Purn) Edi Sudradjat, dan beberapa tokoh lainnya.  Selanjutnya pada 2002 berubah nama menjadi PKP dan kemudian PKPI. Partai ini pada awalnya dipimpin oleh Edi Sudradjat sampai 2006, lalu diganti oleh Meutia Hatta hingga 2010. Menjelang Pemilu 2014 PKPI dipimpin Sutiyoso hingga dia ditunjuk sebagai Kepala BIN oleh Presiden. Dari Sutiyoso kepemimpinan sempat beralih ke Isran Noor, dan akhirnya melalui KLB pekan lalu AM Hendropriyono didaulat memimpin partai ini.

Pada Pemilu 2004, PKPI hanya meraih 1,26% suara  yang kemudian dikonversi ke parlemen hanya satu kursi dari 24 parpol peserta pemilu. Selanjutnya, pada Pemilu 2009, perolehan suara PKPI turun signifikan hanya 0,90% suara sehingga tidak lolos untuk mendapatkan kursi di Senayan, terhalang  parliamentary threshold. Demikian pula pada Pemilu 2014, PKPI juga tidak lolos ke Senayan.

Justru karena PKPI kecil itulah menjadi tantangan AM Hendropriyoono yang dikenal sebagai ahli strategi dan memiliki jaringan sangat luas. Tampilnya AM Hendropriyono agaknya akan menjadi bintang baru, dan magnet kuat untuk menarik kekuatan rakyat di daerah. Karena dalam perjalanannya mulai dari prajurit hingga menjadi Jenderal berbintang empat, ia selalu sukses mengemban tugas. Termasuk juga ketika menjabat Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Kepala Badan Intelijen Negara.

Selain sukses sebagai praktisi, Hendropriyono juga dikenal sebagai cendekiawan, pemikir yang handal. Gelar doktor dan profesor bidang intelijen menunjukkan kemampuannya. Pantas kalau Pak Try Sutrisno bersama segenap pimpinan nasional dan daerah mendaulatnya menjadi pucuk pimpinan PKPI. Diharapkan mengubah partai gurem menjadi partai besar. Kita ingin menyaksikan PKPI di bawah kepemimpinan AM Hendropriyono menjadi pilar utama bangsa dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur.

Selamat berjuang Pak Hendropriyono. The old soldier never die.

Leave your comment

Please enter your name.
Please enter comment.